Pesan Terbaik Bung Karno Untuk Generasi Muda : Jasmerah

Jasmerah  (Jangan Sekali-kali Meninggalkan Sejarah) adalah bunyi salah satu semboyan yang dikumandangkan Ir. Soekarno yang harus dicamkan benar oleh para generasi muda Indonesia. Semboyan ini tentunya bukan sekedar omong kosong belaka. Denga mengetahui sejarah bangsanya maka seeorang dapat menghargai kehebatan dan jerih payah pendahulunya dalam membangun negeri ini dengan keringat darah.  Bila manusia benar mengahayati arti sejarah maka dapat membuat menciptakan semangat kebangsaan dan nasionalisme yang kuat yang dapat membabat habis benih-benih pepecahan bangsa.
Sejarah, baik yang berupa kesuksesan maupun kegagalan, dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi diri, dan juga motivasi. Ketika Soekarno mengumandangkan Jasmerah, Beliau sebenarnya ingin membangkitkan semangat perjuangan rakyat Indonesia melawan penjajah Belanda waktu itu. Ingatlah kejayaan Sriwijaya. Ingatlah kejayaan Majapahit. Ingatlah kejayaan Mataram. Bahwa Indonesia pernah menjadi bangsa yang dapat berdiri dengan gagah di antara bangsa-bangsa lain di dunia. Sejarah, merupakan kekuatan dasyat yang tersembunyi dari seseorang atau bangsa. Bila orang atau bangsa tersebut mau dan mampu memahami dan belajar dari sejarah, maka mempunyai kekuatan yang dasyat yang dapat ia gunakan untuk menjalani kehidupannya di masa sekarang dan akan datang. Tak hanya menjalani, bahkan mempunyai visi kedepan. Tentu ia akan berfikir, kegagalan di masa lampau jangan sampai terulang di masa sekarang dan mendatang. Dan keberhasilan di masa lampau, harus mampu ia pertahankan dan dilipatgandakan di masa sekarang dan yang akan datang.
Sejarah

Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang memerintah. Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli sejarah disebut sejarawan. Kata sejarah secara harafiah berasal dari kata Arab (شجرةšajaratun) yang artinya pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh (تاريخ ). Adapun kata tarikh dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu ataupenanggalan. Kata Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti sudah terjadi.
Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari ilmu budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis. Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan kemanusiaan di masa lalu. Ilmu sejarah dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi, genealogi, paleografi, dan kliometrik

Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara (yang sering disebut sebagai “sejarah penceritaan”, atau oral history dalam bahasa Inggris). Untuk sejarah modern, sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya: film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini dapat digunakan untuk penelitian sejarah, karena tergantung pada periodeyang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang lainnya.
Ada banyak alasan mengapa orang menyimpan dan menjaga catatan sejarah, termasuk: alasan administratif (misalnya: keperluan sensus, catatan pajak, dan catatan perdagangan), alasan politis (guna memberi pujian atau kritik pada pemimpin negara, politikus, atau orang-orang penting), alasan keagamaan, kesenian, pencapaian olah raga (misalnya: rekor Olimpiade), catatan keturunan (genealogi), catatan pribadi (misalnya surat-menyurat), dan hiburan.
Namun dalam penulisan sejarah, sumber-sumber tersebut perlu dipilah-pilah. Metode ini disebut dengan kritik sumber. Kritik sumber dibagi menjadi dua macam, yaitu ekstern dan intern. Kritik ekstern adalah kritik yang pertama kali harus dilakukan oleh sejarawan saat dia menulis karyanya, terutama jika sumber sejarah tersebut berupa benda. Yakni dengan melihat validisasi bentuk fisik karya tersebut, mulai dari bentuk, warna dan apa saja yang dapat dilihat secara fisik. Sedang kritik intern adalah kritik yang dilihat dari isi sumber tersebut, apakah dapat dipertanggungjawabkan atau tidak. Wawancara juga dipakai sebagai sumber sejarah. Namun perlu pula sejarawan bertindak kritis baik dalam pemilahan narasumber sampai dengan translasi ke bentuk digital atau tulisan.