BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Renaisans Utara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Renaisans di Eropa Utara, atau lebih luas di Eropa di luar Italia. Dari akhir abad ke-15 ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa. Dari akhir abad ke-15 ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa. Dihasilkan Renaisans Jerman, Prancis Renaissance, Renaisans Inggris, Renaissance di Belanda, Polandia Renaissance dan gerakan nasional dan lokal dengan karakteristik yang berbeda dan kekuatan. Eropa Barat lebih seragam di bawah pelukan feodalisme dari Italia Utara. Sistem ekonomi ini telah mendominasi Eropa Barat selama seribu tahun, tetapi pada penurunan pada awal Renaisans. Alasan penurunan ini termasuk lingkungan pasca wabah penyakit, meningkatnya penggunaan uang daripada tanah sebagai alat tukar, meningkatnya jumlah budak hidup sebagai Freedmen, pembentukan negara-bangsa dengan kerajaan-kerajaan yang tertarik dalam mengurangi kekuatan feodal tuan, peningkatan pasukan feodal tidak berguna dalam menghadapi teknologi militer baru (seperti bubuk mesiu), dan peningkatan umum produktivitas pertanian akibat peningkatan teknologi dan metode pertanian[1]. Seperti di Italia, penurunan feodalisme membuka jalan bagi budaya, sosial, dan perubahan ekonomi yang terkait dengan Renaisans di Eropa Barat.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana Renaisans di Eropa Utara?
2. Bagaimana Renaisans di Eropa Barat?
3. Bagaimana Keadaan, Politik, Seni, Budaya dan Sains di Eropa?
4. Bagaimana Pengaruh Renaisans dari Italia di Eropa?
BAB II
PEMBAHASAAN
A. Renaisans di Eropa Utara
Renaisans Utara adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan Renaisans di Eropa Utara, atau lebih luas di Eropa di luar Italia. Dari akhir abad ke-15 ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa. Dari akhir abad ke-15 ide-ide yang tersebar di seluruh Eropa.[2] Di negeri-negeri Eropa lainnya, pola ini muncul jauh sesudah Italia. Tahun-tahun penting Zaman Renaissance di Jerman, Perancis, Inggris dan Spanyol terbentang sepanjang abad ke – 16, bahkan sampai Abad ke – 17. ledakan-ledakan daya kreatif yang timbul kemudian ini mencontoh Italia, tetapi seandainya Italia tidak ada, atau secara budaya mandek, negeri lain itu tentu akan mengalami Zaman Renaissance kebudayaannya sendiri. Tiap negeri Eropa telah memiliki suatu kebudayaan nasional yang kuat selama abad petengahan, seperti terungkap oleh katredal-katredal Jerman dan penyair-penyair seperti Geoffrey Chauncer di Inggris dan Francois Villon di Perancis.
Di Jermanlah Humanisme Italia itu memeperlihatkan dampak kuatnya yang pertama diluar negeri. Walaupun kekaisaran sebagai keseluruhan dibagi-bagi dan tidak dikelola secara cakap, ada kota-kota maju dengan kota praja yang agak merdeka sehingga membuatnya sangat mirip negara-negara kota italia. Dengan sekolah-sekolah dan universitas-universitasnya sendiri dan dengan adanya kalangan bangsawan pedagang yang merasakan perlunya pendidikan sekular yang maju, kota-kota seperti Basel dan Nurnberg berguru kepada Italia dengan penuh kesediaan.[3]
Kendati sarjana dan penyebar humanisme yang paling terkenal dari Eropa Utara adalah seorang iman dari Belanda bernama Desiderus Erasmus, Namun ketika Erasmus menyebarkan ajaran Humanisme ternyata di Jermanlah ia menemukan pengikut paling banyak. Erasmus hidup dari tahun 1466 sampai 1536. ia berkelana ke banyak negeri, mempunyai teman di mana-mana dan mengadakan hubungan surat menyurat yang sangat luas di berbagai negara. Semua ini membantu penyebaran Humanisme ke seluruh Eropa. Ia juga dapat memanfaatkan seni cetak yang baru ditemukan dan bahkan menjadi pengarang pertama yang dihidupi semata-mata oleh keuntungan buku-bukunya, dan juga pengarang pertama yang dihidupi semata-mata oleh keuntungan buku-bukunya, dan juga pengarang pertama yang menghasilkan buku paling laku berturut-turut. Penemuan seni cetak itu, sudah tentu, merupakan sebab lain mengapa gagasan-gagasan Italia tersebar begitu cepat di seberang Alpen sesudah akhir Abad ke-15.
Diantara semua Renaissance Eropa Utara, yang pertama adalah Renaissance Jerman, namun masa berlangsungnya sangat singkat. Zaman itu tumbuh dan berkembang di Istana Maximilian I selama akhir abad ke-15 dan awal Abad ke-16. sesudah itu gerakan tersebut terlibat dalam pertentangan teologis yang sengit pada masa Reformasi.
Persiapan bagi Renaissance Perancis dimulai sekitar tahun 1500 dengan munculnya karya sarjana-sarjan humanis. Dari hasil budaya yang luas, Zaman Renaissance Perancis terentang selama dua generasi di tengah abad ke-16. dalam bidang seni Zaman Renaissance Perancis mempunyai hubungan dengan karya pelukis pelukis Italia yang ditarik ke istana Francois I, raja perancis pertama yang bersedia banyak membayar banyak untuk memuaskan minat budayanya.
Kelompok penyair dibawah pimpinan Joachim du Bellay dan Pierre de Ronsard yang disebut La Pleiada juga aktif di Perancis pada pertengahan Abad ke-16. kelompok ini menggalakan penggunaan bahas Perancis dalam kesusastraan dan berusaha memperkaya bahasa itu. Garguantua, Karya besar Francois Rabelais yang cabul dan secara intelektual merangsang, diterbitkan pada tahun 1534; karya ini sukses seketika dan berpengaruh. Esai-esai Montaigne muncul hampir setengah abad kemudian.[4]
Di Inggris serta Spanyol trdapat kesenjangan yang bahkan lebih besar antara persiapan humanis dan prestasi sastra serta seni. Tokoh-tokoh terpentingdalam Renaissance Inggris adalah Edmund Spenser, Christopher Marlowe dan William Shakespeare; di belakang karier mereka itu menjulanglah istana Renaissance yang pertama di Inggris, Yakni Elizabeth I yang meninggal pada tahun 1603. Di Spanyol, pada tahun 1508 didirikan Universitas Alcala dengan program yang tegas tegas berhaluan humanisme. Tetapi Spanyol memerlukan waktu yang bahkan lebih lama sebelum negeri itu menghasilkan deretan seniman berbakatnya yang kreatif dan terkenal.
Sementara negeri-negeri ini perlahan-lahan mendidik diri memasuki suatu zaman baru, bagi semua negeri itu Italia berlaku sebagai guru yang menuntut kepatuhan murid-muridnya.
Sebuah sekolah Historiografi didirikan di Perancis oleh Paolo Emilio dari Verona yang menulis suatu sejarah cermat tentang negeri angkatnya dari tahun 1516 sampai 1519. di Ingris, pendiri sekolah itu Polydore Vergil, seorang Italia pula yang berkat bantuan Henry VII dapat menulis sejarah dalam 26 jilid; dengan pandangan sekularnya terhadap fakta-fakta, karya ini sangat mempengaruhi pemikiran sejarah Inggris di kimudian hari – dan akhirnya pandangan tentang masa lampau Inggris disajikan Shakespeare dalam sandiwara-sandiwara sejarahnya.
Dalam periode kedua, pada murid di negeri-negeri itu mulai berdiri sendiri dengan mengikuti cara-cara orang Italia kadang kala didatangkan, mereka datang lebih sebagai individu yaqng berbakat daripada sebagai satu-satunya orang yang berwenang mewakili suatu bagian pokok dalam pengajaran kehidupan modern.
Di bidang seni, pengaruh Italia yang terbesar tamapk di bidang sastra. Sastra Italia mencakup bentuk dan suasana yang bukan main beranekaragamnya. Sastra Italia tidak hanya menghidupkan kembali bentuk-bentuk klasik, seperti dialog, tragedi dan epik, tetapi juga mengembangkan cerita pendek Abad Pertengahan dengan begitu bersemangat sehingga pada Abad ke-17 pun menulis novel dan drama di negeri-negeri utara masih giat mempelajari Boccaccio dan Matteo Bandello untuk mencari bagan cerita. Walhasil, banyak penulis besar Italia berpaling ke tradisi klasix untuk mencari bentuk, tetapi menekuni tradisi bahasa Italia untuk menciptakan suasana.[5]
Demikian pula halnya para penulis drama Italia. Mereka tetap menggunakan pembagian lakon dan cara-cara lain yang digunakan. Lama-kelamaan, bahan pilihan yang Sangat banyak ini semakin memusat ke pertanyaan bahasa daerah manakah yang harus digunakan.
Pngaruh langsung pikiran politik Renaissance di luar Italia sulit ditelusuri. Paling jelas ahíla pengaruh Machiavelli, yang menjelang Abad ke-16 namanya telah menjadi kata ejekan : seorang “Machiavel” hádala siapa saja yang dibenci, terutama orang licik yang tak pernah menghiraukan soal agama. Tetapi, sementara orang menggunakan namanya untuk mengumpat, karyanya dipelajari dengan bersungguh-sungguh. Pangeran diedarkan dalam bentuk nazca di Inggris jauh sebelum tahun 1640, saat buku itu pertama kali boleh dicetak di negeri ini, dan lebih dari satu penguasa menggunakannya untuk membenarkan tindakan apa pun yang sedang ia rencanakan.
Pengaruh Italia terhadap negeri-negeri Eropa lanilla tidak akan sebesar itu seandainya creativitas Renaissance tiba-tiba menurun pada awal Abad ke-16. dalam satu cabang kegiatan kebudayaan, Italia pada Abad ke-16 itu memang memperlihatkan daya kemampuan berkreasi yang lebih besar daripada yang sudah-sudah. Di beberapa wilayah Renaisans Utara itu berbeda dari Renaissance Italia dalam pemusatan kekuasaan politik. Sementara Italia dan Jerman didominasi oleh independen negara-negara kota, bagian tengah dan Eropa Barat mulai muncul sebagai negara-bangsa. Renaisans Utara juga berhubungan erat dengan Reformasi Protestan dan rangkaian panjang konflik internal dan eksternal antara berbagai Protestan kelompok dan Gereja Katolik Roma memiliki efek abadi, seperti pembagian Belanda.
B. Renaisans di Eropa Barat
Eropa Barat lebih seragam di bawah pelukan feodalisme dari Italia Utara. Sistem ekonomi ini telah mendominasi Eropa Barat selama seribu tahun, tetapi pada penurunan pada awal Renaisans. Alasan penurunan ini termasuk lingkungan pasca wabah penyakit, meningkatnya penggunaan uang daripada tanah sebagai alat tukar, meningkatnya jumlah budak hidup sebagai Freedmen, pembentukan negara-bangsa dengan kerajaan-kerajaan yang tertarik dalam mengurangi kekuatan feodal tuan, peningkatan pasukan feodal tidak berguna dalam menghadapi teknologi militer baru (seperti bubuk mesiu), dan peningkatan umum produktivitas pertanian akibat peningkatan teknologi dan metode pertanian. Seperti di Italia, penurunan feodalisme membuka jalan bagi budaya, sosial, dan perubahan ekonomi yang terkait dengan Renaisans di Eropa Barat.
Akhirnya, Renaisans di Eropa Barat juga akan dinyalakan oleh melemahnya Gereja Katolik Roma. Ketidakmampuan yang tampak gereja untuk membantu dengan menghancurkan Wabah Hitam dan Skisma Barat merobek Eropa terpisah. Kematian yang lambat feodalisme juga melemah panjang kebijakan didirikan di mana para pejabat gereja membantu menjaga populasi manor terkendali dengan imbalan upeti. Akibatnya, pada awal abad ke-15 bangkitnya melihat banyak lembaga-lembaga sekuler dan keyakinan. Di antara yang paling penting ini, humanisme, akan meletakkan dasar-dasar filosofis bagi banyak Renaissance seni, musik, dan ilmu pengetahuan. Kecepatan transmisi di seluruh Eropa Renaissance juga dapat dinisbahkan kepada penemuan mesin cetak. Kekuatannya untuk menyebarkan pengetahuan ditingkatkan penelitian ilmiah, menyebarkan ide-ide politik dan umumnya berdampak jalannya Renaissance di Eropa bagian utara. Seperti di Italia, percetakan meningkatkan ketersediaan buku yang ditulis dalam dua bahasa bahasa dan penerbitan baru dan kuno teks-teks klasik di Yunani dan Latin. Selain itu, Alkitab menjadi banyak tersedia dalam terjemahan, suatu faktor yang sering dikaitkan dengan penyebaran Reformasi Protestan.
C. Keadaan Politik dan Seni Budaya di Eropa
1. Keadaan Politik