Menejemen Siswa

Makalah
MANAJEMEN SISWA
Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Pendidikan
Dosen Pengampu: LiaYuliana, S.Pd.

                                                                                                      



Oleh:
Kelompok 8
1.      WAHYU SETYO RINI          (07406244041)
2.      NUR ALI AHMAD FAUZI    (07406244042)
3.      DONNE RIZKY F                   (07406244043)
4.      AG DANISH SINGGIH P      (07406244044)
5.      MOCH ARIEF H                     (07406244045)



PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009
BAB I
PENDAHULUAN

I.       Latar Belakang
Ada sepuluh kompetensi guru, yaitu: menguasai bahan, mengelola program belajar mengajar, mengelola kelas, menggunakan media, mengelola interaksi belajar mengajar, menilai prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran, mengenal fungsi dan program bimbingan dan penyuluhan di sekolah, memahami prinsip-prinsip dan menafsirkan hasil penelitian pendidikan guna keperluan pengajaran.[1]
Proses belajar mengajar yang dilaksanakan dapat mencapai sasaran sesuai dengan tujuan apabila kelas dapat diciptakan sehingga menguntungkan dan menunjang kelancaran proses belajar-mengajar.

II.    Rumusan Masalah
a.       Apakah yang di maksud dengan manajemen siswa?
b.      Bagaimanakah ruang lingkup manajemen siswa?
c.       Bagaimanakah penetaan siswa di dalam kelas?
d.      Bagaimanakah program pengayaan dan program perbaikan?
e.       Bagaimanakah lingkungan belajar dan interaksi belajar-mengajar di kelas?









BAB II
PEMBAHASAN

I.       Pengertian Manajemen Dan Manajemen Siswa
Pengelolaan merupakaan terjemahan dari kata “management”. Dan pengelolaan itu sendiri adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola dapat berjalan dengan lancccar, efektif dan efesien. Menurut Drs. Wirnano Hamiseeeno, pengelolaan adalah substantrifa dari mengelola. Sedangkan lola berati suatu tindakaan yang vdimulai dari penyuisunaan data, merencana mengordionasikan, melakasanaakan sampai dengan pengawasaan dan peneilaiaan. Dijelaskan selanjutnya pengelolaan menghasilkan sesuatu dan sesuatu itu dapat  merupakaan sumber penyempurnaan dan peningkatan pengelolaan selanjutnya. Dalam pelaksanaan selalu adanya tahap-tahap: pengurusaan, pencataan, dan penyimpaan dokumen. Pengurusaaan akan mudah dan lancar apabila dalam perencanaan dan pengorganisasiaan cukup mantap.[2]
Manajemen siswa adalah suatu pencatatan siswa dari proses penerimaan hingga siswa tersebut tamat dari sekolah atau keluar karena pindah sekolah atau sebab lain.[3] Pekerjaan mengenai siswa kadang-kadang termasuk ke dalam manajemen siswa, tetapi ada kalanya termasuk manajemen lain. Mengelompokkan siswa untuk membentuk kelompok belajar, termasuk administrasi kurikulum, tetapi mencatat hasil belajar siswa dapat dikategorikan sebagai kegiatan manajemen siswa.
Tidak seorangpun ingkar dengan pengertiaan bahwa hanya di sekolah terdapat siswa. Siswa adalah siapa siapa saja yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga pendidikan. Dilembaga pendidikan tingkat dasar dan menengah, takni SD, SMP dan SLTA, obyek didik ini deisebut siswa. Dilembaga pendidikan tingkat tinggi, yakni di Universitas, Akademi, Institut, obyek didik ini disebut Mahasiswa. Lingkup pembicaraan dalam buku ini adalah seklolah-sekolah, bukan perguruaan tinggi. Oleh karena itu, apa yang akan dibicarakan adalah pengelolaan sisiwa. Semua anak yang sudah mendaftarkan diri  kemudian diterima disuatu sekolah, secara otimatis menjadi tanggung jawab sekolah. Mereka ini perlu diurus, diatur, diadministrasikan, sehingga dapat cukup mendapat perlakuaan sebagaimana yang diharapkan oleh orang tua atau wali yang mengirimkan ke sekolah. Agar setiap anak mendapatkan perlakuaan yang secara maksimal dan adil, maka perlu didaftar, dicatat, di kelompo-kelompokan, ditempatkan dikelas. Pada waktu tertentu, sekolah memberi kewajibaan memberikaan laporan kepada orang tua atau walinya tentang daari apa yang dilakukan atau diucapkan oleh anak tersebut di sekolah dari hari ke hari. Mendaftar, mencatat, menempatkaan, melaporkan dan lain-lain. Pekerjaan dengan siswa inilah yang sisebut pengelolaan siswa.[4]
Pengelolaan Kelas
1.      Pengertian pengelolaan kelas
Pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan.
Pengelolaan kelas meliputi dua hal yaitu :
a.       Pengelolaan yang menyangkut siswa
b.      Pengelolaan fisik (ruangan, perabot, alat pelajaran).
Membuka jendela agar udara segar dapat masuk ruangan atau agar ruangan menjadi terang, menyalakan lampu listrik, mengatur meja, merupakan kegiatan pengelolaan fisik.

2.      Tujuan
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap anak di kelas itu dapat bekerja
Dengan tertib sehingga tercapai tujuan pengajaran secara efektif dan efisien.


Sebagai indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila :
a.       Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan atau tidak dapat melakukan tugas yang diberikan kepadanya.
b.      Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu, artinya setiap anank bekerja secepatnya agar lekas menyelesaikan tugas yang diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dapat melaksankan  tugasnya, tetapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu bekarja, maka kelas tersebut dikatakan tidak tertib.

3.      Cara menhindari kesulitan pengelolaan kelas:
Pada bab VIII telah diambil suatu contoh bagaimana cara melaksanakan program pembibingan cara melaksanakan program pembimbingan (tutoring) dalam melakukan program perbaikan (remedial teaching)

4.      Petugas Pengelola Kelas
Dengan gambaran keteranagan diatas maka dapat diambil kesimpulan bahwa tugas yang terlibat dalam pengelolaan kelas agar segalanya berjalan derngan lancer adalah :
a.       Guru kelas atau guru bidang studi langsung bertanggung jawab dalam mengadakan diagnose dan menentukan tindakan apa yang harus diambil.
b.      Tutor sebaya yang ditunjuk oleh guru sebagai pembantu guru dalam melakukan pembimbingan terhadap kawan sekelas, seperti dicontohkan dalam diagaram diatas.

5.      Yang harus dilakukkan oleh guru jika menggunakan tutor sebaya
Hal-hal yang harus dilakukan oleh para guru jika menggunakan tutor sebaya adalah:
a.       Mengadakan latihan bagi para tutor. Dalam pelaksanaan tutoring atau pembimbing ini siswa tutor bertindak sebagai guru, sehingga latihan yang diadakan oleh guru merupakan semacam pendidikan guru atau siswa itu.
b.      Menyiapakan petunjuk tertulis. Baik dalam papan tulis maupun dikertas. Petunjuk tertulis ini harus jelas serta rinsi seahingga setiap sisa dapat memmahami dengan satu tafsiran untuk melaksanakanya. Selain petunjuk mengenai cara pelaksanaanya, dalam bentuk petunjuk tertulis dicantumkan pula bentuk serta cara melaporkan hasil kerja murid.
c.       Menetapkan penanggung jawab untuk tia-tiap latihan kelompok agar apabila terjadi ketidakberesan , guru dengan mudah menegurnya.
d.      Apa yang dilakukan oleh guru selama program perbaikan berlansung? Kapan pun terjadinya proses belajar-mengajar dikelas serta bagaiamana bentuk prose situ, guru selalau memegang tanggung jawab dan memainkan peranan penting. Peranan guru dapat diumpamakan sebagai pengatur lalu lintas di tengah jalan yang ramai.[5]


II.    Ruang Lingkup Manajemen Siswa
Sekolah adalah sesutu tempat yanhg semua orang mestinya menggunakaanya. Bagi seorang anak, sekolah adalah dunia, lingkungan kedua, yang memberi arah perkembangan dan kematangan. Sekolah merupakaan tempat untuk menentukaan masa depan anak, karena di sekolah inilah anak mencari ilmu untuk bekal hidup. Oleh karena itu sekolah ini harus diatur, disusun, dikelola sedemikiaan rupa sehingga memenuhi harapan. Pengelolaan sekolah untuk memperoleh suasana “khusus” yang diharapakan meliputi beberapa kegiatan yang dihubunhgkan dengan administrasi. Seorang ahli dari AS bernama L. Gulick mengemukakan adanya tujuh unsur administrasi seprti disebutkan buku Administrassi Pendidikan yaitu:
1. Perencanaaan (Planning)
2. Pengorganisasiaan (Organizing)
3. Kepegaiwaiaan (staffing)
4. Pengarahaan (Directing)
5. Pengkoorrdinasiaan (Coordinating)
6. Pengawasaan (Controling)
7. Pelaporan (Repoting)
 Selanjutnya dikemukakan pula apa yang menjadi sasaran atau bidang garapan Administrasi Pendidikan, yaitu:
1. Administrasi kurikulum
2. Administrasi Murid
3. Administrasi Personal
4. Administrasi materriil
5. Administrasi kekuangan
6. Administrasi perumah sekolah
Didalam administrasi siswa, yang selanjutnya disebut derngfan pengelolaan siswa, siswa dibicarakaan sebagai anggota masyarakat sekolah. Sebagai anggota masyarakat, mereka    mempunyai hak dan kewajibaan.
Hak siswa:
1. Menerima pelajaran
2. Mengikuti gegiataan yang diadakaaan sekolah
3. Menggunakaan semua fasilitas yang ada
4. Memperoleh bimbingan dan sebagainya
Kewajibaan siswa:
1. hadir pada waktunya
2.mengikuti pelajaraan dengan dengan tertib
3. mengikuti ulangan, atau kegiatan-kegiatan lain yang ditentukan oleh sekolah
4. menaataati tata-tertib dan peraturan yang berlakunya, dan sebagainya.
Jadi yang peting, didalam pengelolaan siswa inidibahas tetang hak dan kewajibaan siswa. Untiuk melaksanaakaankegiataan ini diperlukan alat berbentuk buku, formulir, daftar dan sebagainya yang harus dikerjakaan secara teratur.[6]
Kelompok manajemen siswa dapat diidentifikasikan melalui proses masuknya siswa di sekolah sampai keluar atau tamat. Manajemen siswa dapat digolongkan dalam lima kegiatan, yaitu:
A.     Penerimaan Siswa Baru
Penerimaan siswa baru merupakan titik awal yang menentukan kelancaran tugas sekolah, sukses atau tidaknya usaha pendidikan di sekolah yang bersangkutan. Penerimaan siswa baru biasanya dilakukan menjelang tahun ajaran  baru dan melalui proses hitungan yang tepat, sehingga perlu ditentukan dahulu daya tampung sekolah yang bersangkutan. Pemerintah dalam usahanya untuk pemerataan, menetapkan tanggal penerimaan siswa baru, baik sekolah negeri, sekolah swasta disamakan, sekolah swasta diakui, dan sekolah swasta terdaftar.
Untuk keperluan kelancaran kegiatan, penerimaan siswa baru diserahkan kepada panitia penerimaan siswa baru. Tugas-tugas panitia penerima siswa baru:[7]
1.      Menentukan banyaknya murid yang diterima
2.      Menentukan syarat-syarat penerimaan, baik yang bersifat umum maupun khusus. Untuk syarat umur, sebagai berikut:
a.       TK tingkat A               umur 3 – 4 tahun
TK tingkat B               umur 4 – 5 tahun
TK tingkat C               umur 5 – 6 tahun
b.      Sekolah Dasar             prioritas umur 7 tahun
c.       SLTP                           umur 11 – 17 tahun
d.      SMU/SMK                  umur 14 – 17 tahun
3.      Melaksanakan penyaringan (seleksi)
4.      Mengadakan pengumuman penerimaan
5.      Mendaftar kembali calon yang diterima
6.      Melaporkan hasil pekerjaan kepada kepala sekolah

B.     Ketatausahaan Siswa
Tindak lanjut dari penerimaan siswa baru, yaitu memproses siswa dalam catatan-catatan sekolah. Catatan sekolah dibedakan atas dua jenis, yaitu:[8]
1.      Catatan-catatan siswa untuk seluruh sekolah, mencakup:
a.       Buku Induk, yaitu buku yang digunakan untuk mencatat data semua anak yang pernah dan sedang mengikuti pelajaran di suatu sekolah. Komponen-komponen dalam buku induk  meliputi keterangan tentang pribadi, tempat tinggal, kesehatan, latar belakang pendidikan, orang tua kandung, wali, kegemaran, kehadiran, perkembangan di sekolah, mutasi, akhir pendidikan, dan nilai rapor dan STTB