PErang Dunia I

PERANG DUNIA I
Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata kuliah Sejarah Eropa Baru
Dosen Pengampu: Sudrajat. S,Pd.


Kelompok 5
1.      ANA YULIYANTI                     (07406244003)
2.      HENDRI NUR INDRA              (07406244056)
3.      NETTY HANDAYANI               (07406244032)
4.      DEWI BAUTY                              (07406244050)

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010
BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Perang dunia adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari tahun 1914-1918. Perang Dunia I adalah perang paling mematikan dan menghancurkan yang pernah disaksikan dunia hingga pada saat itu.[1] Terdapat dua kekuatan yang saling bermusuhan, yaitu Sekutu dan Kekuatan Sentral. Sekutu terdiri dari Prancis, Britania Raya, Rusia, Italia, Jepang, dan tahun 1917 Amerika Serikat bergabung. Kekuatan sentral sendiri terdiri dari negara Jerman Austria-Hungaria, dan kekaisaran Ottoman (Turki).
Perang ini dimulai dengan terbunuhnya Pangeran Ferdinand dari Austria dibunuh oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip, di Sarajevo. Sebelumnya belum pernah terjadi konflik sebesar ini, jumlah tentara yang dikerahkan dan jumlah korban sangat besar. Dalam perang ini, senjata kimia digunakan untuk pertama kalinya, pemboman massal warga sipil dari udara dilakukan, dan banyak dari pembunuhan massal berskala besar. Empat dinasti, Habsburg, Romanov, Ottoman, dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang salib, seluruhnya jatuh setelah perang.[2]
PD I menjadi saat pecahnya orde dunia lama, menandai berakhirnya monarki absolutisme di Eropa. PD I ini juga menjadi pemicu dari Revolusi Rusia. Sebuah Revolusi yang akan menginspirasi revolusi lainnya di negara lainnya seperti China dan Kuba, serta basis bagi Perang Dunia antara Uni Soviet dan AS.[3] Kekalahan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung menyebabkan terjadinya Perang Dunia I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahlah Perang dunia II pada 1939.
PD I menjadi dasar bagi perang bentuk baru yang bergantung pada teknologi dan akan melibatkan non-militer dalam perang. PD I terkenal dengan peperangan parit pelindungnya, yaitu tentara dibatasi geraknya di parit-parit perlindungan dan hanya bisa bergerak sedikit karena pertahanan yang ketat. Peristiwa ini terjadi khususnya di Front Barat. Lebih dari sembilan juta jiwa meninggal di medan perang dan hampir sebanyak itu juga jumlah warga sipil yang meninggal akibat kekurangan makanan, kelaparan, pembunuhan massal, dan terlibat secara tak sengaja dalaam suatu pertempuran.
B.     Rumusan Masalaah
1.      Apa saja penyebab terjadinya Perang Dunia I?
2.      Bagaimana Jalannya Perang Dunia I?
3.      Negara-negara mana saja yang terlibat dalam Perang Dunia I?
4.      Bagaimana Akhir dari perang Dunia I?
5.      Apa saja akibat yang ditimbulkan dari terjadinya Perang Dunia I?










BAB II
PEMBAHASAN

A.    Sebab-Sebab Perang Dunia I
a.       Sebab-sebab umum Perang Dunia I
Terjadinya pertentangan antara negara-negara di Eropa
·         Dip
·         Diplomatik
Pada rentan waktu antara tahun 1891-11914, kekuatan-kekuatan besar yang ada di Eropa telah bergabung dalam dua kelompok yang masing-masing sudah melakukan kerjasama, dan rasa cemburu dan curiga diantar masing-masing negara sudah muncul. Serangkaian masalah muncul, khususnya yang berhubungan dengan Turki dan Balkan yang berakibat meningkatkan ketegangan antara Tripel Etente dan Tripel Alliante. Pada tahun 1914 masing-masing kelompok kekuasaan merasa tertipu dan tidak lagi melakukan suatu hubungan diplomatik.
·         Politik dan nasionalisme
Adanya persaingan politik dan nasionalisme yang tumbuh di Eropa menyebabkan munculnya peristiwa-peristiwa yang memicu PD I. Nasionalisme yang memunculkan persaingan diantara Prancis dengan Jerman. Perancis yang kalah dalam perang dari Jerman tahun 1870-1871, mengakibatkan Perancis dendam dengan Jerman. Hal serupa juga sama yang terjadi diantara Britania Raya dengan Jerman, yang bersaing untuk mendapatkan daerah jajahan. Masalah itu memicu untuk melakukan kompetisi dalam bidang militer dan angkatan laut.
Politik air hangat yang ingin dijalankan oleh Rusia juga membuat perselisihan dengan Jerman yang pada waktu itu juga ingin mengadakan kerjasama ekonomi dan militer dengan Turki dan Iran. Rusia juga memiliki masalah dengan Austria-Hongaria yang berlomba untuk menanamkan pengaruh di Semenanjung Balkan. Masalah inilah yang nantinya menjadi penyebab pokok pemicu Perang Dunia I.
·         Ekonomi
Pada akhir abad ke-19 Jerman sudah menjadi suatu negara industri di Eropa. Jerman dan Britania Raya terlibat dalam sebuah persaingan Industri. Usaha Jerman untuk mendapatkan daerah sebagai tempat untuk pemasok bahan mentah, pemasaran hasil industri, dan penanaman modal di luar negeri menimbulkan persaingan diantara kedua negara. Persaingan ekonomi tersebut menyebabkan adanya kecurigaan diantara kedua negara. Persaingan ekonomi juga terjadi di negara industri lainnya, yaitu Rusia dan Jerman, Perancis dan Jerman dan sebagainya.
·         Militer
Rasa curiga dan sentimen yang muncul, membuat masing-masing negara bersiap-siap untuk membangun kekuatan militer di masing-masing negara. Mereka bersiap apabila sewaktu-waktu pecah perang. Sehingga persaingan untuk membangun militer dan angkatan laut tumbuh di masing-masing negara.
·         Sosial
Kepercayaan terhadap “Darwinisme sosial” bahwa perang dilihat sebagai hal yang menyemangati dan memuliakan. Dan perang dianggap menyucikan, dan sikap ini sudah ditanamkan di Eropa melalui pendidikan.
Darwinisme Sosial adalah penerapan teori evolusi Darwin dalam masyarakat. Di dalam teorinya, yang kemudian terbukti keliru, Darwin menyatakan bahwa semua makhluk di alam terlibat dalam pertarungan untuk bertahan hidup. Dia menyatakan bahwa manusia adalah bentuk lanjutan dari hewan yang memenangkan pertikaian. Teori yang keliru ini, yang tampak seolah kenyataan ilmiah bagi banyak orang, mengingat rendahnya tingkat teknologi di kala itu, menjadi dasar bagi Perang Dunia I serta bagi sejumlah bencana kemanusiaan lainnya.[4]
b.      Sebab Khusus Perang Dunia I
Dalam meningkatkan politik air hangatnya, Rusia membantu gerakan Serbia Raya, yaitu gerakan yang hendak mempersatukan bangsa Slavia Selatan di daerah Bosnia Hersegowina. Sudah bertahun-tahun antara Serbia dan Austria-Hungaria tidak bersabat. Karena itu timbul ketegangan diantara Rusia, Serbia dan Austria-Hongaria.
Pada 28 Juni 1914 putra mahkota Austria, Archduke Franz Ferdinand dan istrinya mengadakan kunjungan ke Sarajevo, daerah Slav yang dianeksasikan Austria. Pada saat kunjungan itu, maka Gavrilo Princip melepaskan tembakan yang mengakibatkan tewasnya putra mahkota dan istrinya. Gavrilo Princip adalah seorang nasionalis Serbia yang mendapat dukungan dari Rusia. Kejadian ini adalah pemicu utama Perang Dunia I.
B.     Negara-Negara yang Terlibat Perang
1.      Blok Sentral
Intinya adalah Jerman dan Austria-Hongaria yang merupakan negara-negara Eropa Tengah. Kemudian Turki dan Bulgaria mengabungkan diri membenci Rusia, karena masing-masing merasa terancam kedaulatannya.
2.      Blok Sekutu
Awalnya hanya terdiri atas Inggris, Rusia dan Perancis sebagai intinya. Kemudian negara-negara yang bergabung banyak seperti: Italia, Jepang, Amerika Serikat, Belgia, Rumania, Yunani, Portugal,dll.
Pada tanggal 31 Juli, Jerman mengultimatum Perancis agar menyatakan netral dalam perang ini. Jerman juga menuntut hak untuk memakai benteng Perancis Toul dan Verdun sampai perdamaian. Perancis tidak setuju dan menyatakan bergabung dengan Rusia. Maka pada tanggal 3 Agustus 1914 Jerman menyatakan perang terhadap Perancis. Dan Rumania pun mengambil jalan sama dengan Perancis untuk bergabung dengan Rusia, dan menyatakan perang pada 27 Agustus 1916. Hal itu diikuti oleh negara-negara lain seperti Portugal, Britania, Skandinavia, Belanda, Swiss, dan Spanyol. Amerika Serikat yang dulu menyatakan Netral pun akhirnya bergabung dengan sekutu. Hal itu dilatar belakangi dengan dibomnya kapal Lusitania yang di dalamnya terdapat banyak warga Amerika Serikat.
C.     Jalannya Perang Dunia I
Pembunuhan terhadap putera mahkota Archduke Franz Ferdinand memicu Austria untuk mengirimkan ultimatum kepada pemerintah Serbia. Yang sebelumnya pemerintah Austria sudah berunding dengan Jerman mengenai ultimatum tersebut. Jerman bersedia di belakang Austria, dan akan mendukung segala keputusan Austria. Pada 23 Juli, Austria-Hungaria mengajukan ultimatum yang merangsang perang kepada Serbia, yang harus dijawab dalam waktu hanya 48 jam.[5] Ultimatum itu berisi Austria-Hungaria meminta Serbia untuk menekan kelompok anti-Austria, memberhentikan para penjabat yang anti-Austria, dan menerima bantuan dari Austria-Hungaria dalam menekan gerakan revolusioner yang berusaha mendapatkan tanah Serbia.
Pada tanggal 25 pemerintah Serbia menjawab, tetapi menganjurkan beberapa tuntutan Auatria-Hungaria diarahkan juga kepada negara-negara Eropa lainnya. Austria-Hiungaria menolak usul Serbia, dan pada 28 Juli mengumumkan perang terhadap Serbia.[6] Hubungan diplomatik dengan Serbia diputuskan dan memerintahkan mobilisasi. Pemerintah Rusia langsung melakukan pengiriman pasukan, peralatan dan kondaraan militer ke Serbia. Hal itu dilakukan agar prestise Rusia di Balkan tidak hancur.
Perancis yang awalnya tidak mempunyai hasrat untuk berperang, akhirnya ikut berdiri di sisi sekutu. Presiden Perancis Raymond berkunjung ke Rusia, dan dipastikan dukungan Prancis berada di sekutu. Persekutuan Perancis-Rusia adalah suatu kontradiksi besar: kedua negara berada di dua pola politik dan ideologi yang bertentangan.[7] Prancis yang berhasil ditumbangkan absolutisme, sedangkan Rusia adalah negara absolutisme. Reaksi bertolak belakang dengan Inggris, pada 26 Juli Menteri Luarnegeri Inggris Sir Edward Grey mendesak agar diadakan suatu perdamaian di antara negara yang sedang berperang. Namun, hal itu hanya sia-sia. Setelah deklarasi perang diumumkan, maka masing-masing negara bersiap dengan senjata dan pasukan masing-masing.
Awalnya perang diharapkan berlangsung secara singkat, dan berakhir dalam beberapa bulan. Rencana perang Jerman disebut Rencana Schlieffen.[8] Dinamai dengan nama seorang strateghi militer terkemuka, yaitu pangeran Alfred fon Schlieffen. Awal perang dilaksanakan di sebelah barat melawan Perancis. Tentara Jerman maju menahan pasukan Perancis di Sungai Rhine. Sayap kanan menyerang melalui Belgia dan Perancis Utara menuju Paris. Setelah Prancis kalah, Jerman kemudian bergerak cepat mengunakan kereta api menuju ke timur untuk mengalahkan Rusia. Perancis memusatkan pasukannya di tengah dan sayap kanan. Dan berencana untuk melancarkan pukulan terhadap front Rhine. Rencana Schlieffen mendekati keberhasilan, sayap kanan pasukan Jerman nyaris mencapai Paris dalam pertempuran di Marne. Namun, Prancis mampu menyerang sayap kanan Jerman dan kemudian memasuki celah yang dibuka Jerman. Perang di Merne berlangsung pada 6-10 September, dan Jerman mundur 50 mil(80 km) ke utara sungai Marne.
Perang umum Eropa ini berkepanjangan karena perang parit (trench warfare) pun memakai gas beracun (Jerman) dan tank (Inggris), tidak dapat menyingkatnya secara berarti.[9] Perang parit ini terjadi di pantai Laut Utara Belgia ke perbatasan Swiss. Setelah perang pecah, maka Inggris melakukan blokade ekonomi kepada Jerman. Hal ini berhasil menghentikan kegiatan perdagangan dari Jerman ke luar perbatasannya. Blokade ini menjadi penyebab permulaan kampanye kapal selam Jerman pada oktober 1914. Kapal-kapal selam Jerman datang sangat dekat untuk memutuskan suplai untuk Inggris.
Keadaan terjepit Jerman di Front Barat dibayar dengan keberhasilannya di front Timur. Saat Jerman berada dibawah Jenderal Paul von Hindenburg dan Erich von Ludendorff mampu mengalahkan Rusia dengan pertempuran di Tannenergh (26-31 Agustus 1914) dan Danau Masurian (5-15 September 1914). Pada April 1915, Italia menandatangani perjanjian London. Perjanjian itu menawarkan kepada Italia sebagian besar wilayah Austria sebagai upah ikut perang di pihak sekutu. Pada 23 Mei, Italia menyatakan perang terhadap Austria-Hungaria. Tetapi tidak menyatakan perang terhadap Jerman. Dengan mudah Austria dan Jerman melawan Italia. Pada 11 Oktober 1915, Bulgaria bergabung dengan pihak sentral dan berhasil menduduki Serbia, Montenegro, dan Albania. Sehingga membuka jalan ke Turki yang sudah lama bertahan melawan sekutu, dan sekarang membutuhkan dukungan kekuasaan Sentral.
Awal tahun 1915, rencana Winston Churchill membawa armada Perancis-Inggris berusaha menerobos Dardanella untuk membuka rute singkat ke Rusia. Namun, upaya itu gagal. Inggris menyerbu di Dardanella, tetapi Inggris mampu dikalahkan oleh Turki. Inggris mundur ke Yunani dan kemudian menghantam Bulgaria. Bulgria dan Truki akhirnya menyerah karena diserang dari belakang.
Pada Februari 1916, di Front Barat Jerman melancarkan serangan besar terhadap Perancis di Verdun. Jerman menghujani Perancis dengan peluru dan meluluh lantakan apapun yang ada dihadapannya. Perang ini berlangsung lama, dan setelah itu Inggris datang untuk membantu Perancis dengan melakukan serangan di sungai Somme. Hasilnya Jerman mundur sejauh 14 kilometer.
Adanya blokade yang dilakukan oleh Inggris kepada Jerman membuat suatu perang ekonomi. Jerman terjerat dengan adanya blokade ekonomi tersebut. Sehingga pada bulan Februari, Jerman mengumumkan bahwa air di sekeliling Britania, termasuk terusan Inggris masuk dalam zona perang. Jerman juga menyatakan baahwa kapal-kapal niaga yang ada di zona tersebut akan dihancurkan, termasuk milik bangsa yang netral.
Pada tanggal 7 Mei, kapal Lusitania ditembak dan ditenggelamkan. Diantara 1.198 orang yang ada didalam kapal itu lebih dari 120 orang adalah warna negara Amerika. Perang kapal selam itu mencapai puncak saat Amerika masuk dalam Perang Dunia dengan bersatu dengan Sekutu. Jerman membangun kapal-kapal selam yang lebih baik. Bersatunya Amerika dengan blok sekutu membuat bantuan mengalir ke Eropa yang nanti mengakibatkan kekalahan Jerman.
D.    Akhir Perang Dunia I
Negara-negara yang tergabung dalam blok Sentrla akhirnya menyerah kalah. Situasi di dalam negara-negara itu tidak mungkin dapat bertahan lama. Di Jerman timbul gerakan Komunis yang hendak menggulingkan pemerintahan Jerman. Di Austria-Hongaria pemberontakan dilakukan oleh orang-orang komunis dan orang-orang Slavia yang menuntut kemerdekaan.
Pada akhir Perang Dunia I ditandatangani persetujuan peletakan senjata di Compiegne (Prancis). Akhir PD I dengan ditandai Perjanjian Versailles, yang berisi:
1.      Jerman harus menyerahkan:
·         Daerah Elza-Lothringen kepada Prancis.
·         Daerah Eupen, Malmedy, dan Meresnet kepada Belgia.
·         Daerah Prusia Barat dan Posen kepada Polandia.
·         Danzig kepada Liga Bangsa-Bangsa.
2.      Jerman harus menyerahkan daerah Saar kepada Liga Bangsa-Bangsa untuk diperintah selama 15 tahun.
3.      Jerman harus melepaskan daerah jajahannya.
4.      Jerman harus membayar ganti rugi kepada negara-negara sekutu.
5.      Semua kapal dagang Jerman harus diserahkan kepada Inggris.
6.      Angkatan perang Jerman diperkecil dan dilarang mengadakan wajib militer.
7.      Daerah Rhein akan diduduki oleh pasukan Sekutu untuk mengawasi apakah Jerman benar-benar mentaati perjanjian Versailles tau tidak
Dalam perjanjian Versailles ini peran penting dipegang oleh: Wilson (USA), Clemenceau (Perancis), Lyoyd Gorge (Inggris) dan Orlando (Italia). Empat tokoh itu dikenal dengan nama “The Big Four”.
E.     Akibat Perang Dunia I
1.      Bidang Politik
Adanya PD I di bidang politik menimbulkan adanya perubahan teritori dan munculnya paham-paham baru. Perubahan teritori terjadi karena tenggelamnya empat negara besar, seperti Jerman, Turki, Rusia dan Austria. Dan munculnya negara-negara baru, seperti Polandia, Hongaria, Cekoslowakia, Yugoslavia, serta adanya perubahan penguasaan terhadap daerah jajahan yang disebabkan semua jajahan Jerman diambil alih oleh Inggris, Perancis, Jepang dan Australia.
Awalnya nasionalisme meliputi bangsa-bangsa yang memunculkan negara-negara baru. Kemudian demokrasi menciptakan pemerintahan republik. Akhirnya timbul diktatorisme karena demokrasi gagal didalam penyelesaian kekacauan. Diktatorisme muncul sebagai Fasisme (Italia) dan nasional-sosialisme (Jerman), nasionalisme (Turki) dan diktator-proletarian (Rusia).
2.      Bidang Ekonomi
Akibat PD I yang ditimbulkan adalah adanya egoisme ekonomi yang merajalela melalui penetapan perjanjian oleh negara-negara yang menang perang terhadap negara yang kalah. Dan sebagai reaksinya timbullah paham-paham politik ekonomi seperti komunisme di Rusia, Fasisme di Italia, Nazi di Jerman. Dampak dari kekacauan ekonomi dan nasionalisme seperti yang dilakukan oleh negara-negara tersebut diatas, menyebabkan timbulnya bea masuk yang tinggi sehingga menghentikan perdagangan internasional. Hal tersebut berakibat terjadinya over produksi di beberapa negara, seperti USA dan Canada, yang akhirnya terjadi Malaise atau krisis ekonomi tahuan 1923 dan 1929.
3.      Bidang Sosial
Kesengsaraan dan kemiskinan akibat PD I memunculkan emansipasi wanita dimana selama perang berlangsung wanita berperan sama dengan laki-laki yang dibutuhkan di garis depan. Pengalaman wanita-wanita ini memperkokoh perasaan sama antara wanita dan pria.
4.      Bidang Kerohanian
Kesengsaraan yang ditimbulkan oleh peperangan menumbuhkan keinginan untuk melenyapkan peperangan dan menciptakan perdamaian yang kekal bagi umat manusia. Untuk itu muncul gerakan perdamaian yang berkembang antara tahun 1920-1931 yang disebut dengan LBB (Liga Bangsa-Bangsa).

















BAB III
KESIMPULAN
Perang Dunia adalah sebuah konflik dunia yang berlangsung dari 1914-1918. perang ini dimulai setelah Pangeran Ferdinand dari Austria-Hongaria dibunuh oleh anggota kelompok teroris Serbia, Gavrilo Princip di Sarajevo. Tidak pernah terjadi sebelumnya konflik sebesar ini, baik dari jumlah tentara yang dikerahkan, maupun jumlah korbannya. Senjata kimia juga dugunakan untuk pertama kalinya, pemboman secara massal warga sipil dari udara dilakukan, banyak dari pembunuhan massal berskala besar pertama abad ini berlangsung. Empat dinasti, Habssburg, Romanov, Ottoman, dan Hohenzollern, yang mempunyai akar kekuasaan hingga zaman Perang Salib, seluruhnya jatuh setelah perang.[10]
Kekalahan jerman dalam perang ini dan kegagalan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang masih menggantung yang telah menjadi sebab terjadinya PD I akan menjadi dasar kebangkitan Nazi, dan dengan itu pecahnya PD II pada 1939. Ia juga menjadi dasar bagi peperangan bentuk baru yang sangat bergantung pada teknologi, dan akan melibatkan non-militer dalam peperangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. Akhir perang ini menimbulkan kekalahan secara besar-besaran ditangan Jerman. Perjanjian Versailles mengukuhkan akhir PD I, Jerman ditunut untuk menyerahkan daerah-daerahnya, termasuk daerah jajahannya negara-negara yang kalah perang.





DAFTAR PUSTAKA
Harun Yahya, “Perang Dunia I”, diunduh dari www.Dibalik Perang Dunia.com pada tanggal 1 April 2010, pukul 19.00 WIB.
Hayes, Calton. JH (1956), “History of Europe”, New York: The Macmillan General Company.
Rene Albrecht-Carrie (1962), “Europe After 1815”, New Jersey: LITTLEFIELD, ADAMS & CO.
Saut Pasaribu (2009), “Sejarah perang Dunia I: Awal Mula dan Berakhirnya Perang Dunia I dan II”, Yogyakarta: LOCUS.
Subantarjo (1960), “Sari Sedjarah Eropa Amerika jilid II”, Bopkri.
Taufik Adi Susilo (2009), “Mengenal Benua Eropa”, Yogyakarta: GARASI.













LAMPIRAN
Eropa di Perang Dunia I
Pembagian Wilayah Berdasar Perjanjian Versailles




[1] Saut Pasaribu, “Sejarah perang Dunia I: Awal Mula dan Berakhirnya Perang Dunia I dan II”, Yogyakarta: LOCUS, 2009, hlm. XVI.
[2] Taufik Adi Susilo, “Mengenal Benua Eropa”, Yogyakarta: GARASI, 2009, hlm. 87.
[3] Ibid, hlm.88.
[4] Harun Yahya, “Perang Dunia I”, diunduh dari www.Dibalik Perang Dunia.com pada tanggal 1 April 2010, pukul 19.00 WIB.
[5] Saut Pasaribu, “Sejarah perang Dunia I: Awal Mula dan Berakhirnya Perang Dunia I dan II”, Yogyakarta: LOCUS, 2009, hlm. 4.
[6] Ibid.
[7] Taufik Adi Susilo, op cit, hlm. 91.
[8] Saut Pasaribu, “Sejarah perang Dunia I: Awal Mula dan Berakhirnya Perang Dunia I dan II”, Yogyakarta: LOCUS, 2009, hlm. 6.
[9] Adi Susilo, “Mengenal Benua Eropa”, Yogyakarta: GARASI, 2009, hlm. 93.
[10] Taufik Adi Susilo, “Mengenal Benua Eropa”, Yogyakarta: GARASI, 2009, hlm. 87.