Politik Pemecah Belah Perancis di Vietnam

POLITIK PEMECAHBELAH PERANCIS DI VIETNAM

Disusun guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah Sejarah Asia Tenggara Lama
Dosen Pengampu: Sri Mulyati, M.Pd.










Disusun oleh:
Rinafika Dianasari      (07406244023)










JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2009

BAB I
PENDAHULUAN

A.    LATAR BELAKANG
Perancis memasukkan pengaruh politiknya di Vietnam dan mencoba meminta kemudahan berniaga di Vetnam. Dan atas pegaruh berbagai hal pada tahun 1857 tindakan Perancis lebih cekatan, Perancis berhasil menguasai pada tahun 1857. Seluruh Vietnam pun jatuh ke tangan Perancis pada tahun 1883.
Beberapa cara Perancis untuk masuk ke Vietnam dilakukannya. Mulai dari usaha Perancis untuk mengadakan hubungan diplomatik, yang gagal, dan usaha Perancis menyebarkan agama Katholik melalui misionaris-misionarisnya, hingga usaha Perancis Laksamana Checille mengusulkan agar Perancis menyokong Le, penuntut takhta yang tidak sah menjadi raja. Kejayaan dari usaha ini diberikannya sebuah pelabuhan. Kejayaan ini aklan memungkinkan pengaruh Perancis di Vietnam menjadikan kerja-kerja kaum mubaligh lebih mudah.

B.     TUJUAN
Disusunnya makalah ini adalah agar kita dapat  mengetahui:
1.      Usaha Perncis dalam menanamkan pengaruhnya di Vietnam
2.      Perancis dalam memecah-belah Vietnam
3.      Pendudukan Perancis di Vietnam
C.    RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah dari makalah ini terdiri dari:
1.      Bagaimanakah usaha Perncis dalam menanamkan pengaruhnya di Vietnam
2.      Bagaimana cara Perancis dalam memecah-belah Vietnam
3.      Seperti apakah pendudukan Perancis di Vietnam




BAB II
PEMBAHASAN


A.    USAHA PERANCIS MENANAMKAN PENGARUHNYA DI VIETNAM
Sebagai usaha Perancis untuk menanamkan pengaruhnya di Vietnam Peracis mencoba untuk mengadakan hubungan diplomatik dengan Vietnam, akan tetapi uasaha ini gagal. Perancis pun berusaha menyebarkan agama Katholik melalui misionaris-misionarisnya. Selain itu Perancis Laksamana Checille juga mengusulkan agar Perancis menyokong Le, penuntut takhta yang tidak sah menjadi raja. Kejayaan dari usaha ini diberikannya sebuah pelabuhan. Kejayaan ini aklan memungkinkan pengaruh Perancis di Vietnam menjadikan kerja-kerja kaum mubaligh lebih mudah.

B. PERANCIS DALAM USAHANYA MEMECAH BELAH VIETNAM
Dalam usahanya memevcah belah Vietnam agar dapat dengan mudah memasukkan politiknya di ietnam Laksamana Checille mengusulkan untuk menyokong Le, penuntut takhta yang tidak sah menjadi raja. Kejayaan dari usaha ini diberikannya sebuah pelabuhan. Kejayaan ini akan memungkinkan pengaruh Perancis di Vietnam menjadikan kerja-kerja kaum mubaligh lebih mudah. Pada 1861 Charner digantikan oleh Laksamana Bonard. Pada bulan April 1862 Vietnam menyerang pasukan Perancis yang telah mulai terlihat lesu. Akan tetapi Bonard telah menduga bahwaakan mengadakan perundingan apabila Tu-duc telah meminta damai. Ada beberapa alasan maharaa Tuduc meminta damai:
  1. Angkatan perang Tu-duc kekurangan makanan. Kekuasaan Perancis terhadapkawasan padi di Cochin Cina menyebabkan Tu-duc  idak mendapatkan bekal makanan untuknya
  2. Sampai April 1862 kekuatan tentara Tu-duc telah berkurang besar
  3. Kekuasaan Nguyen merosot
  4. Orang-orang Vietnam enggan menyahut seruan supaya berperang
  5. Di Tongking berlaku pemberontakan dinasti yang besar. Pemberontakan ini mencoba meletakkkan Le yang menurut takhta secara tidak sah di atas takhta kerajaan Vietnam. Apabila berdamai dengan Perancismaka Tu-duc akan dapat mempergunakan angkatan tentaranya yang tidak terpecah untuk menindas pemberontakan di Tonking.
Tu-duc menerima syarat-syarat yang dibuat Bonard dalam Perjanjian Saigon 6 Juni 1862. Menurut perjanjian tersebut Tu-duc setuju menyerima syarat-syarat:
  1. Menyerahkan Saigon kepada Perancis eserta dengan ketiga buah kawasan di sekitarnya,  dan juga Pulo Condore
  2. Membukakan plabuhan-pelabuhan Tourane, Balat dan Kuang-An kepada perdagangan Perancis
  3. Mengizinkan mubaligh-mubaligh bergerak dengan bebas  untuk menyebarkan agama mereka
  4. Mengizinkan perkapalan Perancis bergerak dengan bebas di Sungai Mekong dan cawangan-cawangannya
  5. Tidak akan menyerahkan daerah Vietnam kepada kuasa-kuasa barat lainnya tanpa izin Perancis
  6. Membayar ganti  rugi sebanyak empat juta piestre kepada Perancis sebagai perbelanjaan perang
Pada tahun 1863 Bonard meminta Tu-duc mengesahkan perjanjian tersebut. Sebelu perjanjian itu disakan oleh Napoleon III. Bonard mengancam tentar Perancis akan dikirim untuk membantu para pemberontak apabila Tu-duc tidak mengesahkan perjanjian tersebut.
Pada bulan Mei 1863 Laksamana de La Grandiere mengambil alih tugas menegakkan kekuasaan Perancisdi Cochin dari Bonard. Empat tahun kemudian barulah pertentangn bangsa Vietnam dapat dipatahkan.

C. PERANCIS DI VIETNAM
Pada tahun 1880 an Perancis mulai lebih agresif lagi atas Saigon. Bebarapa pendapat Perancis telah berubah sejak beberapa tahun terakhir dari tahun 1870 an. Faktor-faktor yang menimulkan perubahan ini adalah:
  1. Tanah-tanah jajahan dianggap sebagai pasaran-pasaran yang penting bagi barang-barang buatan kilang Perancis
  2. Imperialisme Eropa telah mencapai puncaknya dengan negara Eropa saling berebut memperoleh kawasan baru sebagai tanah jajahan
  3. Di Perancis telah muncul kerajaan-kerajaan baru dan tokoh-tokoh imperialistis
  4. Kegilaan menyebarkan kebudayaan dan peradaban Perancis kepada orang-orang Vietnam yang mundur dihidupkan seperti semula.
Pada 2 Agustus 1883 Perancis menandatangani suatu perjanjian dengan maharaja Vietnam, yaitu Hiep-Hoa. Tu-duc yang baru saja meninggal dunia, dengan persyaratan:
  1. Maharaja mengakui perlindungan Perancis terhadap Vietnam
  2. Hubungan-hubungan luar negeri Vietnam diletakkan di bawah Perancis
  3. Residen-residen Perancis akan dilantik di semua bandar, dan mereka memiliki kuasa terhadap pegawai Vietnam
  4. Semua kubu berada di bawah pengawasan Perancis
Pengaruh ekonomi Perancis mengubah corak kehidupan bertani bangs aVietnam ke hal yang lebih buruk. Pembaharuan-pembaharuan ekonomi hanya menguntungkan pihak kerajaan dan pelabuhan-pelabuhan asing. Manfaat yang diperoleh bangsa Vietnam hanya sedikit. Sisten perekonomian Vietnam berpegang pada pertanian.
Kehidupan kaum tani sngat sengsara, sewa tanah tinggi, kadar bunga pinjaman pun tinggi dan orang-orang kampung banyak yang berhutang. Di samping kesengsaraan-kesengsaraan pertanian ini harga garam yang tinggi juga menimbulkan kesengasaraan. Garam, candu, alkohol monopoli kerajaan. Ikan menjadi makanan utama bagi petani Vietnam. Mereka mengeluarkan garam untuk kerajan, dan terpaksa membeli garam tersebut dari kerajaan dengan harga yang mahal. Monopili kerajaan menjadikan mereka kehilangan pendapatan merekka. Keadaan ini snagat menyulitkan bagi masyarakat Vietnam dan menjadikan masyarakat Vietnam semakin renggang dalam hubungannya dengan kerjaan.










































BAB III
PENUTUP

Beberapa cara Perancis untuk masuk ke Vietnam dilakukannya. Mulai dari usaha Perancis untuk mengadakan hubungan diplomatik, yang gagal, dan usaha Perancis menyebarkan agama Katholik melalui misionaris-misionarisnya, hingga usaha Perancis Laksamana Checille mengusulkan agar Perancis menyokong Le, penuntut takhta yang tidak sah menjadi raja. Kejayaan dari usaha ini diberikannya sebuah pelabuhan. Kejayaan ini aklan memungkinkan pengaruh Perancis di Vietnam menjadikan kerja-kerja kaum mubaligh lebih mudah. Dengan adanya berbagai permasalahan Vitnam dengan pengaruh Perancis di Vietnam tersebut Perancis akan dapat memudahkan pengauhnya di Vietnam. Dan Perancis pun dapat bertindak layaknya sebagai penyokong atau penyelamat, sehingga masyarakat Vietnam dapat bersimpati dengan Perancis dan Vietnam dapat menjadi daerah koloninya.

























DAFTAR PUSTAKA


Khoo, Gilbert. 1976. Sejarah Asia Tenggara Kuo sejak 1500. Kuala Lumpur: Fajar Bakti.
D.G.E. Hall. Sejarah Asia Tenggara. Surabaya: Usaha Nasional.